Translate

Home » » Menentukan Metode Penyusutan Aset Tetap

Menentukan Metode Penyusutan Aset Tetap

Written By Santosa Blogger Cirebon on Monday, May 7, 2012 | 11:37 PM

Salah satu biaya atau beban yang cukup mendapatkan perhatian dari perusahaan adalah “biaya penyusutan.” Menurut PSAK No. 17, yang dimaksud dengan biaya penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Pentingnya menentukan biaya penyusutan adalah sebagai berikut:
1.      Beban penyusutan akan mempengaruhi penyajian laporan keuangan yaitu mempengaruhi besar kecilnya laba
2.  Perusahaan bisa bermain strategi pada jumlah laba yang “diinginkan” hanya dengan mengutak-atik biaya penyusutan yang akan dipergunakan
Aktiva yang bisa disusutkan adalah aktiva tetap, karena memiliki kriteria sebagai berikut, yaitu:
1.      Digunakan lebih dari satu periode akuntansi (kecuali bila ada hal-hal yang di luar rencana sehingga mempengaruhi proses penggunaan aktiva tetap)
2.      Memiliki masa manfaat tertentu, misalnya: 5 tahun atau 10 tahun (tidak mungkin selamanya)
3.    Dipergunakan untuk proses produksi perusahaan (untuk kegiatan operasional), misalnya: mengangkut barang/ produk yang dihasilkan perusahaan (bila aktiva tetap berupa kendaraan) atau sebagai tempat memproduksi barang (bila aktiva tetap berupa gedung).
Apapun nama/ jenis aktiva yang memiliki ketiga ciri-ciri yang telah disebutkan di atas tersebut, disebut dengan aktiva tetap, dan wajib disusutkan. Segala sesuatu yang dipergunakan secara kontinu untuk tujuan operasional perusahaan maka akan mengalami penurunan fungsi, itu sebabnya ada penyusutan yang dipergunakan untuk menilai seberapa banyakkah penurunan manfaat dari suatu aktiva tetap yang dipergunakan oleh perusahaan.

Bagaimana cara perusahaan menentukan metode penyusutan untuk aktiva tetap yang mereka miliki?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, maka berikut ini adalah beberapa metode penyusutan sesuai dengan PSAK No. 17 yang bisa dipilih oleh perusahaan, yaitu:
1.      Metode Garis Lurus
Merupakan metode penyusutan yang banyak dipergunakan oleh perusahaan. Beberapa hal yang merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh metode penyusutan garis lurus yaitu: beban penyusutan per tahun jumlahnya sama besar tak peduli apakah dalam tahun tersebut perusahaan memproduksi banyak barang atau tidak, mudah dipergunakan karena biaya penyusutan per periodenya sama sehingga dalam menentukan biaya penyusutanpun sangat mudah, biaya penyusutan per periode yang sama tidak mengindikasikan jumlah penggunaan dari aktiva tetap tersebut (aktiva tetap sering dipergunakan atau tidak memiliki biaya penyusutan per periode yang tetap atau sama sekalipun umur ekonomisnya juga sudah berkurang). Bisa dikatakan bahwa metode penyusutan garis lurus merupakan metode penyusutan yang paling mudah namun kurang memiliki sensitivitas dalam penggunakan aktiva tetap. Hal tersebut tercermin pada biaya penyusutan yang tetap sama dari tahun per tahun, padahal penggunaan aktiva tetap tersebut seharusnya mengalami perubahan termasuk umur ekonomisnya.
2.      Metode Jumlah Angka Tahun
Adalah metode penyusutan yang memiliki ciri biaya penyusutan per tahunnya selalu menurun. Penghitungannya lebih rumit, yaitu setelah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu maka hasilnya dikalikan dengan bilangan pecahan (pembilang= jumlah manfaat tahun dari aktiva tetap dan penyebut= jumlah tahun secara keseluruhan). Misalnya, aktiva tetap memiliki harga perolehan sebesar 10 juta dengan nilai residu 2 juta. Umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut ditaksir 5 tahun. Maka untuk menghitung biaya penyusutan yang dibebankan pada perusahaan di tahun pertama adalah sebagai berikut:
(10 juta- 2 juta) x 5/ (5+4+3+2+1)= …..
Meskipun proses penghitungannya tidak semudah metode penyusutan sebelumnya (garis lurus), namun sebenarnya metode jumlah angka tahun ini sangat logis, yaitu aktiva tetap akan selalu mengalami penurunan manfaat dari tahun ke tahun. Biasanya perusahaan akan lebih banyak menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut di tahun-tahun awal (ketika aktiva tetap belum usang).
3.      Metode Saldo Menurun
Sesuai dengan namanya, maka metode saldo menurun ini mensyaratkan saldo (nilai buku) di akhir periode yang selalu menurun. Biaya penyusutan dilambangkan dengan prosentasi yang nilainya selalu tetap dari tahun ke tahun. Jadi yang membedakan adalah biaya penyusutan yang selalu menurun dari tahun ke tahun (meskipun prosentasenya tetap) dikarenakan nilai buku yang juga terus menurun setiap tahunnya.
4.      Metode Jam Jasa
Metode ini mencerminkan alokasi beban penyusutan berdasarkan jumlah penggunaan aktiva tetap dengan menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasiannya. Maka dari itu sifat dari biaya penyusutan pada metode jam jasa ini bersifat variable (berubah-ubah sesuai dengan kegiatan produksi pada waktu itu). Kelebihan yang sekaligus menjadi kelemahan dari metode penyusutan jenis ini adalah perusahaan bisa dengan mudah diidentifikasi tentang kondisi internalnya, misalnya biaya penyusutan yang ada pada laporan keuangan bernilai cukup besar itu artinya perusahaan dalam keadaan bagus karena mampu menghasilkan produk yang banyak, sebaliknya saat biaya penyusutan yang dilaporkan pada laporan keuangan kecil itu artinya perusahaan dalam kondisi yang kurang menyenangkan. Hal tersebut tentu akan menjadi beban tersendiri bagi perusahaan.
5.      Metode Jumlah Unit Produksi
Hampir sama dengan metode jam jasa, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Hanya saja yang membedakan adalah pada metode jumlah unit produksi ini yang dihitung adalah jumlah produk yang dihasilkan dan bukan jumlah jam yang dihabiskan atau dibutuhkan untuk menghasilkan produk.
Tentunya, metode depresiasi yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan akan memberikan hasil yang berbeda pula pada laporan keuangan. Setiap perusahaan memiliki pertimbangan masing-masing dalam memilih metode beban penyusutan. Beberapa pertimbangan perusahaan yang dipergunakan untuk menentukan biaya penyusutan per periode di antaranya adalah:
1.      Apakah penggunaan aktiva berubah-ubah atau berfluktuasi dari waktu ke waktu
2.      Apakah aktiva tetap tersebut cepat usang atau tidak (memiliki manfaat yang lebih besar di awal untuk kemudian semakin menurun dari waktu ke waktu, kendaraan untuk operasional perusahaan misalnya)
Pada laporan keuangan, beban penyusutan akan mempengaruhi jumlah laba
yang dihasilkan. Biaya penyusutan yang terlalu besar pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan menjadi kecil yang itu artinya nilai perusahaan akan turun di mata pihak eksternal. Sebaliknya biaya penyusutan yang terlalu kecil juga akan menimbulkan tanda tanya atau ketidakpercayaan terlebih bila perusahaan menggunakan metode unit produksi/ jam kerja yang mengindikasikan bahwa biaya penyusutan yang menurun sama dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang yang juga menurun.

Sumber : Akuntan Online
Share this article :

0 comments:

Advertise

Hosting Gratis
SANTIKA PREMIERE JAKARTA - WEEKEND PROMO
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. FKIP Ekonomi & Akuntansi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger