Salah satu biaya atau beban yang cukup
mendapatkan perhatian dari perusahaan adalah “biaya penyusutan.” Menurut
PSAK No. 17, yang dimaksud dengan biaya penyusutan adalah alokasi
jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi.
Sumber : Akuntan Online
Pentingnya menentukan biaya penyusutan adalah sebagai berikut:
1. Beban penyusutan akan mempengaruhi penyajian laporan keuangan yaitu mempengaruhi besar kecilnya laba
2. Perusahaan bisa bermain strategi
pada jumlah laba yang “diinginkan” hanya dengan mengutak-atik biaya
penyusutan yang akan dipergunakan
Aktiva yang bisa disusutkan adalah aktiva tetap, karena memiliki kriteria sebagai berikut, yaitu:
1. Digunakan lebih dari satu
periode akuntansi (kecuali bila ada hal-hal yang di luar rencana
sehingga mempengaruhi proses penggunaan aktiva tetap)
2. Memiliki masa manfaat tertentu, misalnya: 5 tahun atau 10 tahun (tidak mungkin selamanya)
3. Dipergunakan untuk proses produksi
perusahaan (untuk kegiatan operasional), misalnya: mengangkut barang/
produk yang dihasilkan perusahaan (bila aktiva tetap berupa kendaraan)
atau sebagai tempat memproduksi barang (bila aktiva tetap berupa
gedung).
Apapun nama/ jenis aktiva yang memiliki
ketiga ciri-ciri yang telah disebutkan di atas tersebut, disebut dengan
aktiva tetap, dan wajib disusutkan. Segala sesuatu yang dipergunakan
secara kontinu untuk tujuan operasional perusahaan maka akan mengalami
penurunan fungsi, itu sebabnya ada penyusutan yang dipergunakan untuk
menilai seberapa banyakkah penurunan manfaat dari suatu aktiva tetap
yang dipergunakan oleh perusahaan.
Bagaimana cara perusahaan menentukan metode penyusutan untuk aktiva tetap yang mereka miliki?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut,
maka berikut ini adalah beberapa metode penyusutan sesuai dengan PSAK
No. 17 yang bisa dipilih oleh perusahaan, yaitu:
1. Metode Garis Lurus
Merupakan metode penyusutan yang banyak
dipergunakan oleh perusahaan. Beberapa hal yang merupakan ciri-ciri yang
dimiliki oleh metode penyusutan garis lurus yaitu: beban penyusutan per
tahun jumlahnya sama besar tak peduli apakah dalam tahun tersebut
perusahaan memproduksi banyak barang atau tidak, mudah dipergunakan
karena biaya penyusutan per periodenya sama sehingga dalam menentukan
biaya penyusutanpun sangat mudah, biaya penyusutan per periode yang sama
tidak mengindikasikan jumlah penggunaan dari aktiva tetap tersebut
(aktiva tetap sering dipergunakan atau tidak memiliki biaya penyusutan
per periode yang tetap atau sama sekalipun umur ekonomisnya juga sudah
berkurang). Bisa dikatakan bahwa metode penyusutan garis lurus merupakan
metode penyusutan yang paling mudah namun kurang memiliki sensitivitas
dalam penggunakan aktiva tetap. Hal tersebut tercermin pada biaya
penyusutan yang tetap sama dari tahun per tahun, padahal penggunaan
aktiva tetap tersebut seharusnya mengalami perubahan termasuk umur
ekonomisnya.
2. Metode Jumlah Angka Tahun
Adalah metode penyusutan yang memiliki
ciri biaya penyusutan per tahunnya selalu menurun. Penghitungannya lebih
rumit, yaitu setelah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu maka
hasilnya dikalikan dengan bilangan pecahan (pembilang= jumlah manfaat
tahun dari aktiva tetap dan penyebut= jumlah tahun secara keseluruhan).
Misalnya, aktiva tetap memiliki harga perolehan sebesar 10 juta dengan
nilai residu 2 juta. Umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut ditaksir 5
tahun. Maka untuk menghitung biaya penyusutan yang dibebankan pada
perusahaan di tahun pertama adalah sebagai berikut:
(10 juta- 2 juta) x 5/ (5+4+3+2+1)= …..
Meskipun proses penghitungannya tidak
semudah metode penyusutan sebelumnya (garis lurus), namun sebenarnya
metode jumlah angka tahun ini sangat logis, yaitu aktiva tetap akan
selalu mengalami penurunan manfaat dari tahun ke tahun. Biasanya
perusahaan akan lebih banyak menikmati manfaat dari aktiva tetap
tersebut di tahun-tahun awal (ketika aktiva tetap belum usang).
3. Metode Saldo Menurun
Sesuai dengan namanya, maka metode saldo
menurun ini mensyaratkan saldo (nilai buku) di akhir periode yang
selalu menurun. Biaya penyusutan dilambangkan dengan prosentasi yang
nilainya selalu tetap dari tahun ke tahun. Jadi yang membedakan adalah
biaya penyusutan yang selalu menurun dari tahun ke tahun (meskipun
prosentasenya tetap) dikarenakan nilai buku yang juga terus menurun
setiap tahunnya.
4. Metode Jam Jasa
Metode ini mencerminkan alokasi beban
penyusutan berdasarkan jumlah penggunaan aktiva tetap dengan menggunakan
jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasiannya. Maka dari itu sifat
dari biaya penyusutan pada metode jam jasa ini bersifat variable
(berubah-ubah sesuai dengan kegiatan produksi pada waktu itu). Kelebihan
yang sekaligus menjadi kelemahan dari metode penyusutan jenis ini
adalah perusahaan bisa dengan mudah diidentifikasi tentang kondisi
internalnya, misalnya biaya penyusutan yang ada pada laporan keuangan
bernilai cukup besar itu artinya perusahaan dalam keadaan bagus karena
mampu menghasilkan produk yang banyak, sebaliknya saat biaya penyusutan
yang dilaporkan pada laporan keuangan kecil itu artinya perusahaan dalam
kondisi yang kurang menyenangkan. Hal tersebut tentu akan menjadi beban
tersendiri bagi perusahaan.
5. Metode Jumlah Unit Produksi
Hampir sama dengan metode jam jasa,
termasuk kelebihan dan kekurangannya. Hanya saja yang membedakan adalah
pada metode jumlah unit produksi ini yang dihitung adalah jumlah produk
yang dihasilkan dan bukan jumlah jam yang dihabiskan atau dibutuhkan
untuk menghasilkan produk.
Tentunya, metode depresiasi yang berbeda
yang digunakan oleh perusahaan akan memberikan hasil yang berbeda pula
pada laporan keuangan. Setiap perusahaan memiliki pertimbangan
masing-masing dalam memilih metode beban penyusutan. Beberapa
pertimbangan perusahaan yang dipergunakan untuk menentukan biaya
penyusutan per periode di antaranya adalah:
1. Apakah penggunaan aktiva berubah-ubah atau berfluktuasi dari waktu ke waktu
2. Apakah aktiva tetap tersebut
cepat usang atau tidak (memiliki manfaat yang lebih besar di awal untuk
kemudian semakin menurun dari waktu ke waktu, kendaraan untuk
operasional perusahaan misalnya)
Pada laporan keuangan, beban penyusutan akan mempengaruhi jumlah laba
yang dihasilkan. Biaya penyusutan yang
terlalu besar pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan
menjadi kecil yang itu artinya nilai perusahaan akan turun di mata pihak
eksternal. Sebaliknya biaya penyusutan yang terlalu kecil juga akan
menimbulkan tanda tanya atau ketidakpercayaan terlebih bila perusahaan
menggunakan metode unit produksi/ jam kerja yang mengindikasikan bahwa
biaya penyusutan yang menurun sama dengan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang yang juga menurun.Sumber : Akuntan Online
0 comments:
Post a Comment