Dikutip dari harian Media Indonesia, JAKARTA Direktur Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Illa Sailah
menegaskan program Bidik Misi untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) akan
tetap berjalan.
“Jadi program bidik misi untuk 2.000 mahasiswa PTS tidak dibatalkan, namun ditangguhkan,” kata Illah Sailah kepada wartawan di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (1/8).
Ia menegaskan hal itu terkait munculnya pendapat bahwa bidik misi untuk PTS dibatalkan. Padahal program itu hanya ditangguhkan. Kini pihaknya berupaya agar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dapat mengubah tanda bintang pada pos anggaran beasiswa siswa miskin dalam APBN-Perubahan 2012.
Menurut Illah, menyusul harga BBM yang batal naik Kemenkeu menunda dulu distribusi beasiswa, sampai kondisi keuangan negara memungkinkan.
Seperti diketahui, beasiswa bidik misi akan diberikan pada 2.000 mahasiswa miskin di PTS sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Pemberian beasiswa bidik misi itu bagi PTS merupakan yang pertama kali dan dianggarkan senilai Rp12 miliar. Jika dibagi, setiap mahasiswa mendapat suntikan dana Rp6 juta untuk satu semester atau Rp1 juta setiap bulan.
Beasiswa bidik misi digelontorkan oleh pemerintah sebagai upaya memperluas akses sekaligus untuk mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi dan program itu mulai berjalan sejak tiga tahun lalu yang diperuntukan bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Hingga saat ini beasiswa bidik misi yang telah digelontorkan untuk mahasiswa di PTN mencapai 90 ribu dengan unit cost Rp12 juta per tahun.
Menunggu kemungkinan dana APBN-P itu, Illah mengaku tengah mencari alternatif pendanaan dan berjuang pada satuan kerja (satker) untuk efisiensi yang dimungkinkan peruntukan dana yang direvisi menjadi beasiswa dalam bentuk bantuan sosial (bansos) setelah ditempuh efisiensi. “Jadi kami terus upayakan dana bidik misi ini melalui efisiensi,” pungkasnya. (Bay/OL-2)
“Jadi program bidik misi untuk 2.000 mahasiswa PTS tidak dibatalkan, namun ditangguhkan,” kata Illah Sailah kepada wartawan di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (1/8).
Ia menegaskan hal itu terkait munculnya pendapat bahwa bidik misi untuk PTS dibatalkan. Padahal program itu hanya ditangguhkan. Kini pihaknya berupaya agar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dapat mengubah tanda bintang pada pos anggaran beasiswa siswa miskin dalam APBN-Perubahan 2012.
Menurut Illah, menyusul harga BBM yang batal naik Kemenkeu menunda dulu distribusi beasiswa, sampai kondisi keuangan negara memungkinkan.
Seperti diketahui, beasiswa bidik misi akan diberikan pada 2.000 mahasiswa miskin di PTS sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Pemberian beasiswa bidik misi itu bagi PTS merupakan yang pertama kali dan dianggarkan senilai Rp12 miliar. Jika dibagi, setiap mahasiswa mendapat suntikan dana Rp6 juta untuk satu semester atau Rp1 juta setiap bulan.
Beasiswa bidik misi digelontorkan oleh pemerintah sebagai upaya memperluas akses sekaligus untuk mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi dan program itu mulai berjalan sejak tiga tahun lalu yang diperuntukan bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Hingga saat ini beasiswa bidik misi yang telah digelontorkan untuk mahasiswa di PTN mencapai 90 ribu dengan unit cost Rp12 juta per tahun.
Menunggu kemungkinan dana APBN-P itu, Illah mengaku tengah mencari alternatif pendanaan dan berjuang pada satuan kerja (satker) untuk efisiensi yang dimungkinkan peruntukan dana yang direvisi menjadi beasiswa dalam bentuk bantuan sosial (bansos) setelah ditempuh efisiensi. “Jadi kami terus upayakan dana bidik misi ini melalui efisiensi,” pungkasnya. (Bay/OL-2)
0 comments:
Post a Comment